KAJIAN
SEMIOTIKA
Dosen : St.
Tri Guntur Narwaya, M.Si
Gambaran
Materi :
“Bila sesuatu tidak dapat
digunakan
untuk mengungkapkan dusta,
Maka sebaliknya ia tidak
dapat pula digunakan
untuk mengungkapkan
kebenaran”
(Umberto Eco)
Kajian Semiotika
adalah salah satu deretan pendekatan dalam ilmu-ilmu sosial hari ini yang cukup
berkembang terutama pada ilmu-ilmu humaniora dan ilmu komunikasi. Semiotika
menjadi penting untuk memahami berbagai kenyataan sosial dari kehidupan
kebudayaan manusia terutama berbagai makna dan tanda yang hidup dan bertumbuh
dalam masyarakat. Sebagaimana makna pengertiannya, semiotika adalah ilmu yang
mengkaji tanda dalam kehidupan manusia (Beny H. Hoed, 2011 : 3). Manusia
berhadapan dengan realitas dunia di luarnya selalu akan bersentuhan dengan
pemaknaan. Bagi pandangan kesadaran semiotika, tak ada kebenaran realitas pada
dirinya sendiri sebelum ada proses pemaknaan. Semiotik pada perkembangan saat
ini akhirnya amatlah penting menjadi perangkat teori untuk memahami kebudayaan
manusia dan masyarakat dalam arti luas.
Banyak
kehidupan kebudayaan manusia yang tak terlepas dari hadirnya makna. Dari persoalan cara
berpakaian, cara berbicara, cara bertempat tinggal bahkan cara membangun
kehidupan keluarga tidak bisa melepaskan dengan berbagai tanda dan pemaknaan
ini. Pakaian, makanan, gaya hidup, bahasa dan wujud simbol-simbol fisik lainnya
tak hanya dimaknai sebagai sebuah sesuatu kenyataan yang berdiri sendiri.
Sebuah simbol dan tanda dalam benada-benada itu sejatinya adalah berbicara pada
sesuatu dan tentang sesuatu. Maka bisa dikatakan, kehidupan manusia adalah
bentangan, tebaran dan juga multi relasi berbagai tanda yang komplek. Semua
tanda merupakan wujud nyata bahwa manusia adalah mahluk yang penuh makna.
Dalam ujung
yang lain fenomena kehidupan manusia penuh dengan tumpang tindih realsi tanda
yang kadangkala jauh dari kebenaran yang ada. Bahkan Umberto Eco salah satu
pemikir besar meliaht semiotika sebagai terori dusta. Asumsi ini barangkali ada
dalam keyakinan bahwa citra, symbol atau tanda yang hadir ditengah kehidupan
kita bisa jadi merupakaan rekaan yang dihasiilkan dari praktik-praktik dusta
dan pemalsuan. Banyak tanda dan citra di realitas kita sejatinya merupakan
manifestasi pemalsuan dan penyembunyian dari kebenaran sejatinya. Dalam
realitas yang sudah terkemas begitu maka batas apa yang disebut kebenaran
kemudian menjadi relatif dan bahkan kabur. Kebenaran yang sudah t6erdistorsi
dan kabur ini jika kemudian diyakini menjadi kebenaran maka di titik itulah
kemudian bisa punya karakter ideologis.
Maka
sebenaranya tugas penting dari semiotika untuk bisa memberikan kontribusinya
untuk mengkaji berbagai ntanda, symbol atau makna yang hadir dalam kehidupan
manusia. Sesauai dengan pengertian dasarnya yakni sebagai ilmu yang mengkaji
tentang tanda, relasi antar tanda dan relasi tanda dengan pemakainya. Jauh
lebih besar lagi kajian semiotic ini mampu menjadi media tumbuhnya kesadaran
yang lebih terbuka dan kritis bahwa realitas di luar sana yang kita hadapi
sejatinya mengandung berbagai pertautan, relasi dan kelindan makna, tanda
bahkan kepentingan ideology yang ada. Dalam bahasa tertentu kita sebut capaian
kesadaran ini sebagai ‘kesadaran semiotika” yakni kesadaran yang melihat
sesautu bukan sebagai entitas nomenklatura yang kaku, beku dan stabil. Entitas
apapaun selalu bertumbuh, bergerak dan berdinamika dengan relasi tanda yang
lain. Kontribusi semiotika secara kritis ada dalam poin pengetian di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar