Rabu, 23 April 2014

Pertanyaan pada Bintang

Oleh : Risang Iwan Fadillah

Ku ingin bertanya pada bintang
Pada langit rongga malam
Sebelum mereka mati termakan usia
Jutaan tahun telah redup menua
Namun cahaya hari ini masih bisa kurasakan

Kuingin bertanya pada bintang
Cahayanya acak menari indah
Tak ingin kudekat
Karena jauh keindahanmu kutemukan
Wajah aslinya adalah misteri kerumitan
Serumit semburat kehadiran dan kepergian

Lihat mereka menghampiriku
Dalam ruang ketidakabadian
Cahayanya terlontar jauh
Meninggalkan tubuh yang merapuh
Hingga hidupnya yang tersesap senyap

Kelahiran dan kematiannya menyimpan doksa keyakinan
Namun tak jarang gelayut resah pertanyaan
Awal dan akhirmu tak bisa utuh kumengerti
Namun hanya bisa kurasakan
Dalam batas hitungan jari usiaku

Jika hidup tinggal lubang hitam
Dan semua kisah terhisap di dalamnya
Kemana hidup akan berkisah?
Apakah sejarah akan tersimpan
Dalam rak-rak perpustakaan alam
Ataukah ia akan dilahirkan kembali
dalam perca-perca probabilitasnya

Aku kini hanya menunggu
Dalam perjalanan kecilku
Kelak aku mungkin mengerti
Tidak untuk hari ini
Tidak untuk ruang ini
Tetapi pada acak kebermungkinan yang lain
Saat mula dan akhir tak lagi punya batas
Saat ada dan ketiadaan tak lagi punya jarak
Saat akal tak lagi terjerat pendulum keangkuhan
Dan saat 'aku' tak lagi bisa dipanggil 'aku'
Kelak kita tak lagi butuh keyakinan dan alasan
Karena semua jawaban bernafas didalamnya

(Banguntapan, 23 April 2014)