Minggu, 18 Januari 2015

MATA-MATA

Dengarlah kawan...
Malam kembali menuntun mati batin
Berayun lembut di bawah mata lampu
Saat gelap telah menutup matahari...
Mata tajam cantikmu kembali bertanya
Bersama derasnya air mata


Kawan...kenapa dunia harus melahirkan 'mata-mata'?
Gelap matanya berulang menusukku
bak tajamnya mata badik
Aku ingin bertanya
pada sorot licik mata itu
Sampai kapankah ia akan membutakan mata hatinya?...
(Bantul, 19 Jamuari 2015)
JIKA KAU TETAP BEBAL

Jika kau tetap bebal...
Rakyat pasti tak akan kehilangan akal
Buanglah saja jargon revolusi mental
Barangkali frase itu tak lagi sakral

Jika kau tetap bebal...
Para bandit berdasi makin pongah dan nakal
Dengan aroma busuk yang makin mengental
Jika kau tetap bebal...
Suatu saat...Kemarahan kita tak akan bisa kau tangkal

(Bantul, 15 Januari 2015)

Minggu, 04 Januari 2015

PERTANYAANMU TAK PERLU TERJAWAB

Kawanku...akankah pengetahuan dan kesadaran harus menunggu senja?
Saatnya pagi harus menyiapkan rute perjalanan
Hingga kelak kita tak lagi harus mengulang pertanyaan
mengapa waktu seolah melahap kita sia-sia
Bukankah saat ini tak lagi untuk bermain-main
saat keriput dan rambut putih itu kini menjemputmu



Kawanku...katakan selamat tinggal untuk 'kebodohan'..
yang telah aku, kamu dan kita rawat begitu lama
Kuburkan kerak-kerak ketakutan itu
yang sekian lama kerab memenjarakanmu


Kawan...pertanyaan itu tak harus kau jawab
jika kita tak seluruhnya siap menerimanya.
Apa yang tak terjawab barangkali kehidupan itu sendiri
Ia merupa dalam 'lorong teka teki' dan 'hamparan misteri'
Walau tak jarang kerumitannya begitu sangat meletihkan
Menarik kita dalam ketegangan, putus asa dan rasa kematian


Kawanku...biarkan pertanyaan tetap berdiri apa adanya
Saat hening tak ada jawaban, barangkali ia akan tulus menghampiri kita.


(Bantul, 5 Januari 2015)