Erdogan : Pejuang Politik Turki Modern
Oleh
: Tri Guntur Narwaya, M.Si
“Masjid adalah barak kami
Kubah adalah penutup kepala kami
Menara adalah bayonet kami
Orang-orang yang beriman adalah tentara kami
Tentara ini yang akan menjaga agama kami..”
(Ziya Gokalp)
Bait puisi perlawanan
di atas ditorehklan dengan indah oleh
pengarang besar Ziya Golkap . Bait puisi ini mengandung pesan yang amat dalam
dan menantang. Melalui suara keras Recep
Tayyeb Erdogan, pesan puisi menjadi mata pedang yang lebih tajam. Dengan puisi
itulah Erdogan sempat dipenjarakan karena dianggap menghasut rakyat Turki. Bait
puisi itu kemudian banyak dihafal dan dikenang. Bukan saja untuk para penikmat
sastra. Puisi itu seolah mengingatkan pada gemilang perjuangan seorang pemimpin
Turki, Recep Sayyeb Erdogan. Mungkin tidak tiba-tiba puisi itu lekat dengan
sejarah Ertdogan. Ia menjadi api percikan yang menakutkan bagi status quo
kekuasaan Turki pada saat itu. Bahkan
jika saja rakyat Turki ditanya “kenapa Erdogan pernah harus dipenjara”, mereka
akan serentak menjawab karena puisi itu. Mungkin kisah ini hanya satu cerita
tentang sosok tokoh dan pemimpin Islam terkenal di Turki yakni Perdana Menteri Recep
Sayyeb Erdogan. Bukan tentang puisi itu kita bicarakan, tetapi tentang sosok penting
Turki, Erdogan yang mampu merbah wajah politik Turki Modern saat ini.
Tak ada yang
tidak kenal siapa itu Recep Tayyeb Erdogan di Turki. Namanya bahkan melambung
tinggi menjadi harapan besar rakyat Turki sampai sekarang. Perjalanan
politiknya penuh warna dan mengesankan. Kepemimpinan dan ketegasannya dalam
membela orang-orang miskin dan juga masyarakat Islam di Turki tidak diragukan
lagi. Kisah Erdogan bisa disejajarkan dengan kisah perjalanan Turki sendiri.
Sebuah warna khas kepemimpinan yang mengguncang abad ini. Apalagi Turki sebagai
sebuah negara mempunyai sejarah perjalanan besar. Negara yang berdiri di antara
peradaban Barat dan Timur Tengah ini mempunyai kisah menarik tentang Erdogan.
Bisa dikata Erdogan bisa disejajarkan dengan beberapa tokok politik fenomenal
abad ini. Tak sedikit orang, menyebut ia sebagai penyerupaan dengan Sultan
Abdul Hamid II yang amat melegenda dalam sejarah Kesultanan Turki.
Pergolakan
dan Transisi Politik Turki Modern
Meskipun
kisah sosok Erdogan bisa jauh ditelusuri sejak pertumbuhannya menjadi aktifis
politik, namun kehadiran dia tidak bisa terlepas dengan konteks Turki yang sedang
mengalami gelombang Transisi. Di masa
awal tampilnya Erdogan dalam panggung depan politik Turki, negara ini sejatinya
banyak mengalami kekosongan politik dan juga krisis ekonomi. Turki juga
mengalami sebuah situasi di mana terjadi defisit kepercayaan publik. Pemerintah
koalisi yang rapuh yang sebelumnya memerintah telah memecah belah masyarakat
dalam ketidakpastian. Banyak kemajuan
yang lamban, krisis ekonomi dan keuangan dan juga persoalan rumit dalam
keanggotaan Uni Eropa. Melalui Partai Keadilan dan Pembangunan, Erdogan
berhasil membuka krisis itu dengan harapan baru. Sebuah perombakan cara
kepemimpinan dan manajemen pemerintahan mulai memberi harapan. Partai Keadilan
dan Pembangunan yang sebelumnya tidak dipandang mata dan bahkan hanya memiliki
kekuatan minoritas telah menjadi kekuatan mayoritas menggantikan struktur kekuatan
yang lama. Hampir 60% lebih partai ini meraup kemenangan di pemilu tahun 2007.
Tak ytanggung-tanggung bahkan bisa mulai perlahan menggantikan dominasi militer
di Turki.
Kesuksesan
Partai Keadilan dan Pembangunan merupakan kisah gemilang yang luar biasa dan
menjadi sejarah besar bagi Turki. Diketahui, tidak ada satu partai manapun yang
bisa memenangkan parlemen sejak tahuan 1987.
Partai yang dipimpin Erdogan menjawab semua pesimisme rakyat Turki. Partai
ini kemudian menjadi hadir sebagai jawaban dari keterpurukan ekonomi dan
politik di Turki. Ada konteks sejarah yang juga mendukung besarnya partai ini.
Sebelumnya agak sulit di negara sekuler seperti Turki sebuah Partai yang
memperjuangkan nilai-nilai Islam bisa lama bertahan. Sejarah sekularisasi Turki
banyak menenggelamkan kiprah partai-partai Islam. Dalam banyak hal mereka gugur
dan tidak bertahan. Di sisi lain juga iklim demokrasi sekuler menyebabkan
partai-partai Islam dilarang untuk eksis. Pengalaman ini juga pernah dialami
partai Islam seperti Partai Refah dan
Partai Fadhilah yang sejatinya dahulu juga punya relasi dengan kiprah Erdogan
dalam panggung politik.
Perubahan
langkah dan strategi Erdogan dengan kebijakan misi partainya memberikan harapan
sekaligus dukungan. Erdogan dengan langkah strategis tidak lagi membawa
identitas keIslaman yang dipaksa vis a vis dank eras dengan demokrasi sekuler
yang seudah menjadi prinsip dan landasan negara Turki. Ia justru melakukan
transformasi kebijakan yang meletakkan Partai menjadi lebih moderat tetapi
tidak menghilangkan mandate utama keIslamannya. Langkah ini begitu mampu
memberi harapan baru. Dukungan yang rakyat Turki yang luar biasa kepada partai
itu, sebagai salah satu bukti keberhasilan itu. Meskipun tidak dipungkiri,
siasat ini dianggap oleh sebagian rival politiknya sebagai kamuflase dan
manipulasi kepurapuraan Erdogan dalam mendulang susra. Ada proyek bahaya Islamisasi
tersembunyi, begitulah tuduhan yang mengemuka kepada langkah Erdogan dengan
kekuatan politik Partai Keadilan dan Pembangunan.
Dalam politik
moderatnya, Erdogan bersama Partai Keadilan dan Pembangunan ingin memberikan
visi dan perspektif baru dalam memenangkan hati masyarakat. Politik moderatnya
meletakkan prinsip kerjasama dengan berbagai kelompok dan kekuatan manapun dan
menghindari capaian visi yang ekstrim. Dalam langkah-langkah kebijakan yang diambil,
ia selalu menghilangkan ekstrimitas keagaman dan juga pandangan konservatif
yang sempit. Tetapi jauh dari situ sebenarnya sosok Erdogan sendiri dalam
perjalanan karir politik kepemimpinan memang sudah banyak tidak diragukan.
Sebelum meniti karir yang lebih tinggi, Erdogan dianggap mempunyai kepemimpinan
yang baik selama memimpin Wali Kota Istambul dengan berbagai program-program
yang riil menyentuh pada kebutuhan masyarakatnya. Melalui Erdogan pula maka
pelarangan pemakaian jilbab di sekolah-sekolah dan di instansi negara kemudian dicabut.
Bagi sebagaian besar rakyat Turki, ia dianggap menjadi penerang bagi proses
kebangkitan Islam di Turki modern.
Langkah
politik Islam dikemas secara moderat dalam politik yang kongkrit dan menjanjikan.
Demikian apa yang sekarang terjadi di Turki. Sejak awal memang proses
pembaharuan ini yang justru diterima oleh sebagian besar rakyat Turki. Sesuai
dengan prinsip politik yang selalu diucapkan bahwa politiknya adalah demokratis
yang Islami. Dalam satu wacana yang selalu muncul diucapkan Erdogan adalah “Kami partai yang menjaga demokrasi. Partai
yang tidak memfokuskan pada dasar-dasar agama maupun kesukuan. Terbebas dari
kedekatan-kedekatan ideologi”. Pola dan strategi ini menjadi landasan berharga
dalam kiprah pemerintahannya. Di tangan Erdogan, telah terjadi peningkatan
ekonomi di Turki. Termasuk yang menjadi bukti, Turki dalam pemerintahan Erdogan
telah terjadi laju penurunan inflansi hampir 5% lebih. Sebuah prestasi yang
luar biasa untuk Turki yang tidak terjadi selama ini.
Tahun 2002,
adalah awal sebuah transisi politik dan ekonomi bagi Turki. Pemilu ketiga pada bulan November 2002
tersebut adalah titik krusial bagaimana Partai Keadilan dan Pembangunan meraih
kemenangan awal yang cukup fantastis. Sebuah pendekatan yang cukup gemilang
dalam menyelaraskan kondisi objektif negara yang sekuler dengan nilai-nilai
tradisi Islam. Langkah tidak ekstrim dan tidak frontal inilah yang menjadi
salah satu kita sukses Erdogan. Erdogan bisa menggabungkan keselarasan nilai-nilai
modern dengan nilai-nilai tradisional yang menjadi kebanggaan rakyat Turki.
Namun orang tidak bisa menyangsikan pula bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan
tak hanya mencitrakan partai modern yang moderat tetapi sungguh bisa menampilkan
partai Islami yang mempunyai masa depan.
Judul buku
yang dituliskan oleh Syarif Taghian “Erdogan:
Muadzin Istambul Penakluk Sekularisme
Turki” memang sangatlah tepat untuk menggambarkan sosok kiprah dan dedikasi
Erdogan untuk Turki secara umum. Di tangan kekuatan politik yang dipimpin oleh
Erdogan, maka Turki benar-benar mengalami reformasi secara fundamental.
Memperjuangkan nilai-nilai Islam dengan tetap menjaga ruang dialog bagi
negara-negara lain. Sistem tata kelola politik Turki saat ini dianggap mewakili
dari pandangan terhadap politik demokrasi yang pas yang dijalankan di Timur
Tengah. Langkah kebijakan Erdogan juga menjadi bukti keberhasilan bagaimana
politik Islam bisa dikelola secara moderat dan mempunyai masa depan yang riil.
Islam bukanlah sebuah entitas menyeramkan. Politik Turki di tangan Erdogan
bukanlah ancaman bagi demokrasi. Langkah inilah yang berhasil meyakinkan
masyarakat Uni Eropa untuk menerima Turki dalam keanggotannya.
Pada level
teori politik, model politik pemerintahan Turki bahkan telah menjadi
perbincangan hangat di kalangan pemikir
politik negara. Tiga pilar model politik Turki yakni ‘Demokrasi’, ‘Islam’ dan ‘Sekularisme’
berhasil menjadi pilar yang berharga. Ia bahkan dianggap yang paling cocok
untuk sistem politik di Timur Tengah. Dalam buku yang dikarang oleh Syarif
Taghian, dijelaskan tiga pilar prinsip tersebut: Pertama, tatanan politik Turki merupakan model dari sikap kelompok
Islam yang bisa membantu mereka untuk berinteraksi dengan keadaan dalam negeri di negara vmereka dengan sikap yang realistis
, pragmatis dan moderat: Kedua, tatanan
politik Turki merupakan model demokrasi Islam yang moderat yang selama ini
dicari oleh kekuatan Barat dan berusaha menerapkannya secara luas: Ketiga, merupakan model kemampuan
identitas Islam untuk beradaptasi dan menghargai nilai penting di masyarakat yaitu
‘kebebasan’, ‘keadilan’ dan ‘tranparansi’.
Melampaui
Hegemoni Militer
Berbicara
konteks politik Turki memang tidak bisa menghindar dari kancah dan kiprah
Militer di sana. Turki modern hampir sekian perjalanannya amat didominasi oleh
pengaruh kekuatan militer. Catatan sejarah Turki amat gamblang bisa menunjukan
sebuah adidaya kekuatan Militer di Turki. Hampir ada empat pemerintahan sebelumnya
yang sah berhasil digulingkan (dikudeta) oleh kekuatan militer sejak berdirinya
negara Turki secara Demokratis pada tanggal 29 Oktober 1923. Kekuatn militer
Turki memang sangat menentukan. Berbagai kebijakan selalu mempertimbangkan
kekuatan ini. Kekuatan militer mempunyai tempat besar di Turki sejak masa
kekuatan Kemal Atartuk berhasil menumbangkan kekuasaan khilafah di Turki. Namun
perubahan kekuasaan yang ditampilkan Perdana Menteri Erdogan berhasil merubah
beberapa kenyataan ini. Bahkan dengan digolkannya UU untuk pengadilan para
jenderal militer, maka telah banyak pemimpin-pemimpin Militer yang berhasil
ditahan dan dipenjarakan karena bukti-bukti kejahatan politiknya.
Dalam dimensi
tertentu, tentu catatan ini tidak mengatakan bahwa kekuatan militer ini
kemudian hilang dengan begitu saja. Ada banyak usaha militer ini untuk
menumbangkan keperkasaan rezim Erdogan. Tentu saja dengan berbagai strtategi
politik yang terus menerus melemahkan pemerintahan Erdogan. Bagi prinsip
militer, pemerintahan sipil tentu akan selalu dilihat sebagai penghalang.
Apalagi sejarah Turki sejak terbangun memang menempatkan Militer sebgai
kekuasaan besar dalam menyusun langkah-langkah kebijakan negara. Lahirnya Turki
Modern yang sekuler memang tidak bisa dilepaskan dengan kekuatan militer ini.
Sda banyak faktor mengapa kekuatan militer Turki amatlah besar. Dalam catatan
buku ini salah satunya yakni karena kondisi geografis dan politis Turki yang
memungkinkan posisi keamanan Militer menjadi kuat. Salah satunya adalah juga
dukungan kekuatan Amerika terutama dalam rangka dominasinya di wilayah politik
Timur Tengah. Turki secara geopolitik dianggap sangat strategis bagi hegemoni
Amerika di Timur Tengah, kecuali juga Arab Saudi.
Namun, sejak
Partai Keadilan dan Pembangunan tampil, memang sudah terjadi kemerosotan dan
kemunduran dari kiprah hegemoni militer. Perubahan kebijakan yang dilakukan
oleh Perdana Menteri Erdogan dalam bidang pemisahan militer dan sipil dalam
pengelolaan negara berhasil perlahan menyisihkan peran militer dalam panggung
politik. Perubahan ini terasa dalam kebijakan Dewan Keamanan Nasional dan
Sekretariat Jendralnya yang juga sejatinya berhasil mengkerdilan Militer dalam
panggung politik. Ada banyak kewenangan militer yang kemudian dirubah dan
diganti. Secara fundamental proses ini akan memperkuat posisi kekuatan politik
sipil di Turki.
Memperkecil
Friksi : Langkah Tranformasi Politik
Langkah
menjanjikan Erdogan sejatinya serupa sebagai langkah untuk mengurangi
ketegangan dan friksi kekuatan politik. Bagi pandangan Erdogan, ekstremitas dan
penajaman friksi justru sering memberi poin kontraproduktif bagi perkembangan politik
Turki. Pada catatan menarik buku ini di
hal 179 disebutkan bahwa langkah menjanjikan berpegang pada prinsip keselarasan
Turki tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar yang akan menguntungkan bagi
masyarakat umum. Nenurut catatan buku ini, visi partai Keadilan dan Pembangunan
adalah “menegaskan bahwa negara harus
memainkan perannnya dalam menyelenggarakan kepentingan umum dengan meminimalisir
kontradiksi dan menyelaraskan berbagai kelompok yang berbeda pandangan. Hal itu
diloakukan dengan cara menciptakan interaksi positif dalam masyarakat yang
mampu menumbuhkan komunitas masyarakat yang tenteram dan damai tanpa kekerasan dan intimidasi”. Dari prinsip dasar itu
sejatinya juga bisa dikatakan bahwa perkembangan politik Turki melalui figur
penting Erdogan ini merupakan keberhasilan bagi negara demokrasi yang
menghormati Islam dan masyarakat yang religius tanpa menghapuskan sekularisme.
Masih banyak
tentu tantangan pekerjaan rumah yang hadir di dalam bangsa Turki. Tantangn itu
selalu akan menjadi pelatuk dan juga katup penting bagi transisi perubahan di
Turki. Sebagai negara yang memang mempunyai sejarah penting di Eropa maupun di
Timur Tengah, maka tentu saja dinamika ketegangan dan konflik tidak bisa
dihindari. Turki masih dihadapkan oleh beberapa persoalan yang terus harus
diselesaikan seperti masalah Kurdistan, masalah tuntutan komunitas Kristen
Turki, masalah kelompok Syiah di Turki yang cukup besar dan tentu saja masalah
sisa-sisa dominasi militer. Tak ayal tentu saja semua itu akan menjadi potensi dari
ujian besar bagi Erdogan dalam memimpin Turki. Berkaca dari pengalaman
kegagalan Partai-partai Islam di Turki, maka langkah kebijakan kepemimpinan
Turki saat ini adalah langkah yang amat cerdas terutama kecerdikan dalam
melihat konteks kondisi objektif Turki. Mungkin sebagian melihat ini sebagai
politik kepura-puraan tetapi dalam sudut pandang lain inilah yang disebut
sebagai kecerdasan misi seorang pemimpin Islam dalam era modern hari ini.
Sosok kiprah
Recep Tayyeb Erdogan, dalam kancah kememimpinan politik modern saat ini bisa
menjadi rujukan dan bacaan penting. Sebagai sebuah model, ia bisa menjadi
cakrawala baru. Bukan hanya sebagai figur, tetapi juga menjadi sebuah peristiwa
hidup yang penting dilihat. Tentu sekali
lagi, sosok kepemimpinan bukan sebuah hasil dari kerjaan resep instan yang siap
saji melainkan dibangun dari kiprah pergilatan hidup yang kongkrit. Erdogan
menunjukan itu. Tak bisa dipungkiri keterlibatannya memperjuangkan masyarakat
kecil dan tertindas adalah bukti nyata. Jejak rekamnya tak lepas dari
perjuangan pembelaan mereka yang lemah dan tertindas. Bukan sebagai jargon
tetapi wujud kongkrit bukti pilihan hidupnya. Erdogan adalah contoh kongkrit
sebuah dedikasi politisi dan pemimpin yang tidak terseret oleh ambisi instan
kekuasaan. Politik menjadi sarana dari cara ia mewujudkan nilai-nilai Islam
serta demokrasi di Turki. Buku ini amat penting dan relevan untuk dibaca oleh
siapa saja yang ingin membangun politik dengan langkah-langkah benar. Buku ini
saya kira menarik untuk memberi contoh pada politisi Islam untuk bisa bergerak
secara kritis dalam menghadapi tantangan-tantangan kongkrit modern hari ini.
Erdogan adalah salah satu nama yang harus disebutkan untuk menjadi bacaan hidup
bagi gerakan dan kepemimpinan Islam modern. Amin
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar