Batas Perjalanan Nama
Menapaki kembali kidung hidup
Mengajaku untuk mengeja sebuah nama
Pernah ada keresahan yang tertahan
Bergumul pada setiap pencarian
Lama titian ini pernah aku masuki
Riak kecemaan, luka dan emosi saling mengisi
Bersama gejolak amarah pada setiap tikungan
Di sana ada tembang kekawatiran
Teriring rasa dahaga akan ketulusan
Lorong waktu itu dulu pekat menelan
Menjungkalkan tubuh rapuh
Luluh dalam penantian panjang
Semua kini lenyap menghilang
Beriring kisah yang menepuk angin
Nama itu kini masih bisa dieja
Namun ia sudah lama aku letakkan
Bersama kegelisahan yang mendidikku
Menaruh setiap puing-puing hurufnya
Dalam bingkai keindahan prasasti
Biarkan setiap mata kelak akan mengejanya sendiri
Dalam hening kini kutemukan hati
Melebihi sekedar deretan nama
Hadirnya tak hanya dalam batas aksara
Aku tahu aku tak lagi hanya bermimpi
Mengayun harap dalam setiap kesederhanaannya
(Bangun Tapan, 20 Mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar